Antara Leksikologi dan Leksikografi

Antara Leksikologi dan Leksikografi - Leksikologi (Ilm Al-Ma'ajim), menurut Dr. Ali Al-Qasimy adalah: 

"Leksikologi atau ilmu kosakata adalah ilmu yang membahas tentang kosakata dan maknanya dalam sebuah bahasa atau beberapa bahasa. Ilmu ini memperioritaskan kajiannya dalam hal derivasi kata, struktur kata, makna kosakata, idiom-idiom, sinonim dan polisemi."

Dengan pengertian di atas, berarti Ali Al-Qasimy tidak membedakan antara istilah ilmu leksikologi (Ilm Al-M'ajim) dan ilmu kosakata (Ilm Al-Mufradat). Menurutnya, kajian kedua bidang studi tersebut adalah sama. Dengan kata lain, ilmu leksikologi merupakan perluasan dari ilmu mufradat yang bertujuan untuk menganalisis kosakata, memahami dan menafsirkan makna kata hingga ke tahap merumuskan makna kosakata yang baru dan fushah dan layak dimasukkan ke dalam kamus. Makna sebuah kata yang telah tercantum dalam kamus disebut dengan 'makna leksikon'.

Sedangkan Leksikografi (Dirasah Mu'jamiyah) adalah pengetahuan dan seni menyusun kamus-kamus bahasa dengan menggunakan sistematika tertentu untuk menghasilkan produk kamus yang berkualitas, mudah dan lengkap.

Antara leksikologi dan leksikografi tidak bisa dipisahkan. Leksikologi tanpa leksikografi, tidak akan menghasilkan sebuah produk kamus yang baik, benar dan mudah dimanfaatkan oleh para pengguna bahasa. Sebaliknya, leksikografi tanpa leksikologim juga hanya dapat melahirkan kamus-kamus yang tidak sempurna dalam mengungkap makna kosakata. Akan tetapi, ilmu leksikografi sebagai bagian dari linguistik terapan, lebih memerlukan hasil-hasil kajian atau penelitian dari ilmu leksikologi dalam upaya mewujudkan kamus yang baik, benar, lengkap dan memudahkan pembaca. Karena itu, istilah 'ilmu leksikologi' lebih umum daripada 'ilmu leksikografi'. Menyebut 'leksikologi' berarti berhubungan dan mencakup 'leksikografi'.

Munculnya pembedaan antara leksikologi dan leksikografi, tidak lepas dari pandangan para pakar linguistik yang telah membagi ilmu linguistik menjadi dua bagian, yaitu ilmu linguistik murni dan ilmu linnguistik terapan. Adanya pembagian ilmu linguistik ini, Jelas berpengaruh dalam memisahkan antara leksikologi dan leksikografi.

Menurut Hilmy Khalil, Leksikologi adalah Ilm Al-Ma'ajim Al-Nadzari, yaitu kajian teoritis tentang makna leksikal dalam sebuah kamus yang bahassannya meliputi: karakteristik kosakata, komponennya, perkembangan maknanya dan lain sebagainya. Karena itu, leksikologi terkadang juga digolongkan sebagai bagian dari ilmu semantik (Ilm Al-Dilalah) karena memang topok kajian dari kedua bidang studi tersebut hampir sama. Hanya saja, cakupan leksikologi lebih terbatas pada perwajahan kamus dan hal-hal yang berhubungan dengan isi kandungan kamus. 

Sedangkan leksikografi (Ilm Al-Shina;ah Al-Mu'jamiyah) adalah bagian dari linguistik terapan (Ilm Al-Mughah Al-Tathbiqy) yang membahas tentang seni dan teknik menyusun kamus, pemilihan kata serapan (dakhil), penentian definisi kata, bahasan tentang kelengkapan komponen kamus, dan informasi lain yang fungsinya memberi pemahaman yang benar dan udah tentang makna kosakata kepada pengguna kamus, seperti pemakaian gambar, peta, tabel, contoh penggunaan kata dalam kalimat dan sebagainya, sehingga perwajahan (performance) kamus menjadi lengkap dan sempurna.

Secara teknis, Ali Al-Qasimy menjelaskan, bahwa leksikografi adalah ilmu yang membahas tentang lima langkah utama dalam menyusun sebuah kamus, yaitu:
  1. Mengumpulkan data (kosakata)
  2. Memilih pendekatan dan metode penyusunan kamus yang akan ditempuh
  3. Menyusun kata sesuai dengan sistematika tertentu
  4. Menulis materi, dan
  5. Mempublikasikan hasil kodifikasi bahasa atau kamus tersebut
Dengan demikian, baik ilmu leksikologi maupun ilmu leksikografi, keduanya adalah bagian dari ilmu linguistik. leksikologi, sebagai studi pengembangan dari ilmu semantik, menjadi bagian dari ilmu linguistik teoritis (Ilm Al-Lughah Al-Nadzary). Sedangkan leksikografi, sebagai studi pengembangan dari leksikologi, menjadi bagian dari linguistik terapan (Ilm Al-Lughah Al-Tathbiqy).

Linguistik, sebagai ilmu pengetahuan memerlukan teori-teori yang konsekuwen, teori linguistik. Bila seorang ahli linguistik memusatkan perhatiannya khusus pada pendirian suatu teori, maka apa yang dikerjakannya boleh disebut linguistik teoritis. Banyak ahli linguistik bekerja dengan cara itu dengan mempertanggungjawabkan data dan bahan yang memperkuat teorinya. Misalnya, bila ia memberi uraian tentang rumpun bahasa semit, berarti ia pun telah siap dengan materi yang memuat kajian sistem bunyi, tatabahasa, dan sebagainya tentang bahasa-bahasa semit. Linguistik semacam ini disebut dengan linguistik teoritis.

Akan tetapi, linguistik dapat juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah prektis di luar linguistik itu sendiri. Misalnya, bagaimana mencari solusi kesulitan belajar bahasa Arab? Kesulitan itu sebagian tidak menyangkut bahasa, tetapi hal lain di luar bahasa seperti usia siswa, motivasi belajar, teknik pembelajaran dan sebagainya. Masalah semacam ini jelas termasuk ke dalam psikologi belajar, psikologi perkembangan dan paedagogik. Di pihak lain, ilmu linguistik pun dapat dipakai untuk memudahkan persoalan-persoalan tadi. Itu artinya, linguistik menjadi linguistik terapan, ilmu linguistik dan teori linguistik dikerjakan bukan demi teori itu sendiri, melainkan hanya sejauh menolong mengatasi masalah-masalah tadi. Jadi, linguistik terapan hanya berguna sejauh dapat memecahkan masalah praktis.

Buku Leksikologi Bahasa Arab, H.R. Taufiqurrochman, M.A.

Akbar, A. K. (2015). (منهج معجم المنور لأحمد ورسون منور ومعجم لمحمود يونس (دراسة وصفية مقارنة. LISANUDHAD2(2).‎  

6 komentar untuk "Antara Leksikologi dan Leksikografi"

  1. Aku udah lupa bahasa arab. Udah 20 tahunan nggak kepake. Padahal inget dulu waktu di pondok ampun2nan ngapalin mufrodat. belum lagi nahwu sharafnya. T_T

    BalasHapus
  2. saya jgua banyak yang lupa Mbak Ika, kalo atas ane kayaknya lupa segalanya, nama sendiri aja lupa :v

    BalasHapus
  3. Terima kasih atas pengetahuannya

    BalasHapus
  4. Terima kasih atas pengetahuannya

    BalasHapus