Biografi Abu Manshur Al-Azhari Al-Harawi
Nama lengkapnya, Abu Mansyur Muhammad bin Ahmad bin Al-Azhari Al-Harawi (282-370 H/895-981 M). diberi gelar “Al-Harawi”, karena ia lahir dan wafat di desa Hirah, Khurasan. Sedangkan nama populernya adalah Al-Azhari. Nama ini dinisbatkan kepada kakeknya yang bernama Al-Azhar, seorang ulama fiqih terkemuka di Khusaran. Abu Mansyur Al-Azhari tumbuh besar di daerah Qaramithah, sebuah kawasan di Hawazim dimana pendidiknya selalu berkomunikasi dengan bahasa Arab Fushah.
Nampaknya, sosial masyarakat di sekitar Abu Mansyur Al-Azhari yang selalu menjunjung tinggi bahasa Arab Fushah dan menolak interbensi bahasa Arab ammiyah (pasaran), telah memperngaruhi jiwa Al-Azhari sehingga ia mampu berbahasa Arab dengan fasih dan memiliki rasa fanatisme tinggi terhadap bahasa Arab fushah. Oleh sebab itu, kamusnya ia beri judul Tahdzib Al-Lughah yang berarti “usaha untuk membenarkan atau mengembalikan kemurnian bahasa Arab”. Pada bagian mukaddimah, ia mengatakan: “Kuberi nama kamusku dengan Tahdzib Al-Lughah, karena aku bermaksud untuk mengumpulkan semua bahasa Arab yang pernah dihimpun sebelum ini dan menghapus semua kata-kata yang sengaja di masukkan ke dalam bahasa Arab. Aku akan mengembalikan bahasa Arab kepada struktur aslinya yang benar (fushah).
Selain itu, kamus ini aku jaga dengan sekuat tenaga agar tidak terjadi kesalahan tulis (tashif). Aku pun tidak ingin memperpanjang bahasan dan memperbanyak materi kata yang tidak diperlukan di dalam sebuah kamus. Di sini, semua kata/kalimat yang gharib (asing) yang diriwayatkan dari perawi yang tidak tsiqah (kuat hafalannya), pasti akan kubuang”.
Ibnu Mandzur, penyusun kamus Lisan Al-‘Arab, berpendapat, “Untuk kitab-kitab bahasa, belum pernah kutemukan kitab seindah Tahdzib Al-Lughah karya Al-Azhari dan selengkap kamus Al-Muhkam karya Ibnu Sidah. Sedangkan kamus-kamus yang lain itu hanya kamus kelas dua”. Kamus karya Al-Azhari berjudul Tahdzib Al-Lughah. Menurut Al-Zamakhsyari, kamus itu disusun oleh Al-Azhari setelah ia berusia 70 tahun. Karya Al-Azhari adalah kamus yang menggunakan sistematika fonetik (nidzam Shauti) seperti kamus Al-‘Ain karya Khalil ibn Ahmad. Padahal, ia menafikan kamus Al-‘Ain sebagai karya Khalil karena menurutnya kamus Al-‘Ain banyak ditulis dan memakai riwayat dari Al-Laits, bukan murni dari karya Khalil.
Sekalipun kamus Tahdzib Al-Lughah lebih orisinil dari karya Al-Azhari, namun kamus tersebut tidak member kontribusi dan pengaruh besar terhadap pengembangan ilmu leksikologi. Mengingat, kamus tersebut dianggap ‘ikut-ikutan’ dengan sistematika fonetik yang dirilis Khalil. Selain itu, tak satu pun ulama yang memakai kamus Tahddzib Al-Lughah sebagai obyek kajian, kecuali Abdul Karim bin Athoilah Al-Iskandari yang menyusun ringaksan kamus Tahdzib Al-Lughah dengan judul Mukhtashr At-Tahdzib. Walaupun demikian, makna-makna leksikal dalam kamus Tahdzib Al-Lughah tetap dijadikan rujukan oleh para generasi ulama sesudah Al-Azhari. Misalnya, Al-Shaghani (1181-1252 M) dalam karyanya, Al-‘Ubab, kemudian Al-Razi (w. 1278 M) dalam kamsunya, Mukhtar Al-Shahih, lalu Ibnu Mandzur (1232-1311 M) melalui kamusnya, Lisan Al-‘Arab dan beberapa ulama lain yang mengaku telah menjadikan kamus Tahdzib Al-Lughah sebagai referensi dalam memahami makna leksikal.
Naskah asli kamus Tahdzib Al-Lughah sebanyak 18 naskah. Naskah terbesar berada di Perpustakaan Arif di kota Madinah yang ditulis oleh seorang Khattah benama Yaqut Al-hamawi pada tahun 616 H. kamus Tahdzib Al-Lughah, pertama kali dicetak pada tahun 1964 di Mesir setelah melalui proses editing yang dilakukan para ulama bahasa.
Sumber : Buku Leksikologi Bahasa Arab yang ditulis oleh H.R. Taufiqurrachman, M.A
Sumber : Buku Leksikologi Bahasa Arab yang ditulis oleh H.R. Taufiqurrachman, M.A
Posting Komentar untuk "Biografi Abu Manshur Al-Azhari Al-Harawi"